LEBARAN
Bulan Ramadhan sudah memasuki minggu
terakhir, Semua orang yang akan merayakannya sibuk dengan kegiatan
masing-masing. Jaman dahulu orang-orang memperbanyak ibadah dari pada urusan
dunia. Tapi dengan bertambahnya waktu, semakin banayak yang berubah seiring
perkembanagan jaman yang semakin maju. Hal ini mmenjadikan mereka lupa akan
makna lebaran yang sesungguhnya. Namun tidak dengan keluarga tidak mampu yang
satu ini, walaupun mereka serba kekurangan itu tidak menghalangi mereka untuk
selalu bersyukur kepada Yang Maha Kuasa. Namun anggota terkecil dari keluarga
ini yang belum mengerti apa-apa dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
bertanya kepada orang tuanya.
“Bu, kenapa tetangga kita dan
orang-orang yang sering aku liat selalu pamer barang-barang yang akan mereka
kenakan di hari lebaran nanti?”
“Itu hak mereka nak, kita tidak boleh
mencampuri nya” . jawab sang ibu sambil tersenyum.
“Tapi aku mau seperti mereka yang punya
baju baru dan sepatu baru di hari lebaran nanti”. Jawab sang anak.
“Nak, dengar ibu, kita tidak harus
memiliki baju dan sepatu baru di hari lebaran nanti, kita bisa memakai pakaian
yang suci dan bersih saja”. Kata ibu dengan bijak.
“Tapi kenapa orang lain bisa sedangkan
kita tidak bisa?”.
“Makna lebaran itu bukanlah wajib
memiliki segala-galanya yang baru, makna lebaran adalah bagaimana kita bisa
mensucikan diri untuk meraih hari kemenangan yaitu hari lebaran, bersuci dengan
cara meningkatkan rasa syukur kita karena masih di beri kesempatan bertemu
dengan bulan ramadhan, dan juga bersyukur di beri kesehatan oleh yang Maha
Kuasa, supaya kita bisa beribadah lebih banayak lagi. Itu makna lebaran yang
sesungguhnya, kau mengerti kan?” . jawab ibu.
“Begitu ya bu, jadi bukan karna baju
baru saja ya kita harus merayakan lebaran?tapi harus punya hati yang suci.”.
tanggap sang anak.
“kamu memang cerdas”. Jawab ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar